1. Penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas, yaitu :
a. Prinsip
Siswa Aktif
Dalam prinsip ini guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru
tentang pengetahuan.
Contoh:
· Memberi kesempatan, seluas-luasnya
kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses belajarnya.
·
Memberi tugas individual atau kelompok
melalui kontrol guru.
· Memberikan pujian verbal dan non verbal
terhadap siswa yang memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
b. Prinsip
Motivasi
Motivasi
adalah seseutu hal yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang baik
untuk diraih. Motivasi dipengaruhi oleh pengaruh internal dan eksternal. Tugas
seorang guru adalah mentransformasi motivasi belajar siswa dari
eksternal menjadi internal agar siswa terus besemangat belajar.
Contoh:
·
Memberikan hadiah jika siswa mendapatkan
juara, tapi
tidak harus berupa materi melainkan juga bisa berupa pujian.
·
Memberikan dorongan kepada murid untuk
memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang dimiliki sekarang.
c. Prinsip
Perbedaan Individu
Pada dasarnya setiap individu mempunyai karakter masing-masing
sesuai kepribadiannya, maka seorang guru dituntut untuk bisa memahami setiap
karakter yang ada pada setiap muridnya untuk mendukung proses pembelajaran.
Untuk itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan
kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar
kepada aspek-aspek tersebut.
Contoh:
· Guru membantu siswa dalam memahami
kekuatan dan kelemahan dirinya dan guru
memperlakuan setiap siswa sesuai dengan karakteristik yang ada pada
setiap siswa
· Guru mengenalkan potensi yang ada pada
siswanya dan membantu untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.
d. Prinsip
Kesiapan (Readiness)
Readiness adalah kondisi
individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat
berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa
yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan
atau malah putus asa.
Contoh:
· Seorang individu akan dapat belajar
dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat
hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya. Maka guru perlu
memberikan tugas yang sesuai dengan karakter siswanya, karena mereka sudah
mempunyai kesiapan yang matang untuk mengerjakan tugas tersebut.
· Bahan-bahan, kegiatan dan tugas
divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor
dari berbagai individu.
e. Prinsip
Persepsi
Persepsi
adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu
melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini
mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat memahami
murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang
melihat suatu situasi tertentu.
Contoh:
·
Para pelajar dapat dibantu dengan cara
diberi kesempatan menilai dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup.
Perilaku yang baik bergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai
suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar menilai persepsinya.
f. Prinsip
Tujuan
Prinsip tujuan yaitu sasaran khusus
yang hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan,
yaitu tujuan harus sesuai dengan kemampuan yang dicapai dan tujuan harus ditetapkan dalam rangka
memenuhi tujuan yang nampak untuk para pelajar. Karena guru harus dapat
merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat diterima para pelajar.
Contoh:
·
Mengajarkan kepada siswa untuk mempunyai
cita-cita apa yang ingin mereka capai, sehingga siswa akan lebih giat belajar
untuk meraih cita-cita mereka.
g. Prinsip Transfer dan Retensi
Sesuatu hal yang dipelajari
dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain.
Proses tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang
untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang
dipelajari dan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.
Contoh:
·
Latihan-latihan yang guru berikan
dilakukan dalam suasana nyata karena retensi (penerapan hasil belajar)
seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses belajar itu
terjadi.
h. Prinsip Belajar Kognitif
Belajar
kognitif adalah mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan
aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar
itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai
aktivitas mental.
Contoh:
·
Guru menyuruh anak untuk berdiskusi
mengenai suatu masalah, lalu meminta anak untuk mencari solusinya
i.
Prinsip
Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang
menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif adalah mencakup nilai
emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak
menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar
yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan
sikap individu.
Contoh:
·
Guru mengajarkan siswanya untuk
menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap suatu situasi yang ada, karena ini akan memberi dampak dan
pengaruh terhadap proses belajar afektif.
j.
Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor menentukan
bagaimana sesorang mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar
psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.
Contoh:
·
Guru mengadakan pembelajaran dengan
bermain dan aktivitas nonformal karena para pelajar akan memperoleh kemampuan
mengontrol gerakannya lebih baik
k. Prinsip
Evaluasi
Pelaksanaan latihan evaluasi
memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.
Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan
kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada
dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan
dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya.
Contoh:
·
Memberikan evaluasi pembelajaran setelah pembelajaran selesai
2. Pengembangan
dan pembaruan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara umum, perubahan dan
penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Pembaruan kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan
tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Pembaharuan selalu berkaitan
dengan masalah kreasi dan atau penciptaan sesuatu yang baru dan menuju ke arah
yang lebih baik. Perubahan
kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan
perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya serta
mencari suatu model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang.
Contoh:
·
Dalam
KBK indicator biasanya disusun oleh pemerintah, seharusnya disusun oleh guru
karena guru yang mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungannya.
Sedangkan pada KTSP guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan indicator
mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kemampuan peserta didik dan situasi
lingkungannya.
3. Ujian evaluasi bakat dan kemampuan
Evaluasi
merupakan proses sistematis dari mengumpulkan, menganalisis, hingga
interpretasi (menafsirkan) data atau informasi yang diperoleh. Data atau informasi diperoleh melalui
pengukuran (measurement) hasil belajar melalui tes atau nontes.
Kemampuan (Ability) adalah tes akhir tentang kecakapan atau
potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas
tindakan seseorang.
Contoh:
·
Ujian akhir sekolah
·
Ujian masuk PTN
·
Ujian skripsi
Bakat
adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan
potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang
yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau
dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan
tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang laten.
Contoh:
·
Ujian
kemahiran bahasa (mendengar, bertutur, membaca, menulis, melukis dll).
4.
Sosialisasi proses-proses dan interaksi
proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
Bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction) dan sebagai
syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok manusia,
maupun antara kelompok manusia dengan individu.
Pengetahuan
tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian
yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Masyarakat pada umumnya
mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu memiliki hubungan
interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi
dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan hubungan satu
dengan yang lainnya, baik dalam bentuk ndividu
maupun kelompok.
Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi. Contoh: Siswa dibina kompetensinya menyangkut
kemampuan menggambar bentuk-bentuk misalnya kotak, segitiga, bulat. Tetapi,
untuk dapat menggambar bentuk-bentuk tersebut diperlukan pengetahuan kognitif
tentang bagaimana bentuk-bentuk tersebut dan cara menggambar garis agar
terbentuk susunannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar