Selasa, 24 Desember 2013

LABORATORIUM GEOSPASIAL PESISIR PARANGTRITIS

Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis didirikan pada tahun 2002 yang di pimpin oleh A. Ari Dartoyo dan merupakan wujud kerjasama antara Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal, dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan dan lain sebagainya.
CONTOH BENTUK GUMUK PASIR


GUMUK PASIR

Laboratorium Geospasial dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki filosofi pembentukan gumuk pasir, yaitu

a. Bentuk kerucut  melambangkan gunung Merapi

b. Bentuk lorong melambangkan sungai Opak dan sungai Progo.

c. Ruang pameran melambangkan gumuk pasir di Parangtritis.

Tiga bangungan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu.

Laboratorium ini diharapkan menjadi objek wisata pendidikan berbasis kebumian yang bisa dijadikan daya tarik tersendiri untuk menarik pengunjung. Dan Laboratorium ini merupakan Laboratorium geospasial pesisir satu-satunya di Indonesia, hal ini tentu saja akan menjadi peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan laboratorium ini bermanfaat dalam fungsinya sebagai tempat penelitian dan riset serta sebagai objek daya tarik wisata. Akses untuk  menuju Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis sama dengan akses menuju Pantai Parangtritis. Perjalanan dari pusat kota Yogyakarta memerlukan waktu kurang lebih 45 menit. Sepanjaang perjalanan banyak pemandangan alam yang menakjubkan, hamparan sawah yang hijau, pedesaan yang masih alami dan juga di sekitar laboratorium anda akan melihat hamparan gumuk pasir dan Hutan Mangrove yang tumbuh di sekitar gumuk pasir.

Gumuk pasir Parangtritis adalah satu-satunya gumuk pasir yang ada di Asia Tenggara. Gumuk pasir yang berada di pesisir Parangtritis terkenal dengan sebutan sabit atau sering disebut Barchan.

Proses terbentuknya gumuk pasir di pesisir Parangtritis, yaitu

1.   Berawal dari gunung Merapi yang bererupsi atau mengeluarkan material vulkanik. Material tersebut berupa awan panas beserta debu, pasir, lahar panas, lahar dingin atau batu-batuan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di merapi seperti sungai bedog, boyong, opak, gendol, dan lain-lain. Sungai-sungai yang membawa material  vulkanik berkumpul membentuk suatu daerah aliran sungai dan menuju ke muara opak. (Gunung Merapi --> Material vulkanik Gunung Merapi --> Material vulkanik terbawa aliran sungai --> Sungai opak).

2.   Sungai di muara material vulkanik tersebut di hantam ombak laut selatan yang menggerus pasir menjadi butiran debu halus. Deburan ombak dapat mengubah pasir menjadi butiran sangat halus berukuran 0,02 mikro, sehingga mampu diterbangkan oleh angin dengan kecepatan 2 m/s. (Muara sungai Opak--> Timbunan pasir yang sudah halus).

3.   Aktivitas ombak dalam pembentukan gumuk pasir tidak berhenti sampai di sini saja. Pasir halus yang sudah terbentuk tadi kemudian diendapkan menuju ke tepi pantai. Sesampainya di tepi pantai, pasir yang basah tersebut mengalami pengeringan secara terus menerus oleh matahari. Pasir yang kering terbawa tiupan angin menuju daratan. (Pasir mengalami proses pengeringan)

4.   Pasir yang terbawa air mengendap di daratan secara terus menerus. Endapan semakin banyak dan berkembang menjadi gundukan-gundukan pasir. Gundukan ini kemudian disebut gumuk pasir (bukit pasir). Gumuk pasir yang terbentuk memiliki ciri khas sesuai arah hembusan angin. Adanya bukit karst yang terletak disebelah timur parangtritis menyebabkan hembusan angin dari arah tenggara lebih kuat, sehingga pada gumuk pasir menghadap ke arah tenggara. (Endapan pasir--> Endapan semakin bertambah banyak-->Gumuk pasir) 

Kondisi gumuk pasir di Parangtritis saat ini semakin menyempit di karenakan vegetasi yang semakin banyak tumbuh di atasnya. Oleh karena itu, gumuk pasir di Parangtritis perlu di lestarikan sebab gumuk pasir ini adalah gumuk pasir satu-satunya yang ada di Asia Tenggara.

Bentuk gumuk pasir yang berada di pesisir parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam akibat dari perubahan angin, Karakteristik dari angin itulah yang kemudian mempengaruhi bentuk dari gumuk pasir yang terbentuk. Bentuk dari gumuk pasir ini memiliki satu nilai keindahan tersendiri. Keindahan bukit ini tidak hanya bentuknya tetapi juga tekstur-tekstur permukaan yang unik akibat hembusan angin. Banyak ragam bentukan indah ini bisa dinimati di Pantai Selatan Jogja hingga pantai selatan di sebelah baratnya. Ketika angin berhembus cukup kuat pada daerah yang terbuka maka akan membentuk Sand dunes dengan bentuk barchans (Bulan sabit). Ketika angin berhembus dari berbagai arah dan melemah di satu titik tempat derdeposisinya material pasir akan membentuk sand dunes jenis bintang. juga bentuk lain yang merupakan fungsi dari karakteristik angin dan daerah sekitar gumuk pasir.

Bentuk gumuk pasir yang berada di pesisir parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam akibat dari perubahan angin, seperti :

a. Gumuk pasir tipe memanjang (longitudinal), yaitu gumuk pasir yang berbentuk lurus sejajar dengan arah angin. Gumuk pasir ini berkembang karena perubahan arah angin dan terdapat celah di antara bentukan gumuk pasir awal.

b. Gumuk pasir tipe melintang (transverse), yaitu terbentuk pada daerah tidak berpenghalang dan banyak cadangan air, serta bentuk gumuk pasir ini menyerupai ombak dengan arah tegak lurus terhadap angin.

c. Gumuk pasir tipe sabit (barchan), yaitu terbentuk pada daerah yang terbuka atau tidak memiliki barrier, besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibanding kemiringan yang membelakangi angin.

d. Gumuk pasir tipe parabolik, yaitu kemiringan lereng yang menghadap arah angin lebih curam akibat banyak penghalang seperti pepohonan atau kebalikan dari tipe barchan.

Syarat pembentukan gumuk pasir, yaitu

a.       Pantai landai.

b.      Tersedia pasir sebagai pemasok material.

c.       Gelombang mampu menghempaskan pasir ke darat.

d.      Arus sepanjang pantai kuat, beda air pasang dan surut cukup besar.

e.       Ada perbedaan tegas antara musim kemarau atau musim hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar